Portal video game, gadget, dan berita

TikTok Shop Kembali Ramai? Dampaknya ke UMKM dan Persaingan E-Commerce di 2025

0

Setelah sempat diblokir di Indonesia pada akhir 2023 karena regulasi Perdagangan Melalui Sistem Elektronik (PMSE), TikTok Shop kini dikabarkan siap kembali beroperasi dengan model bisnis baru. Isu ini langsung jadi sorotan karena TikTok Shop bukan sekadar fitur belanja β€” tapi telah menjadi ekosistem jualan yang menjanjikan bagi ribuan pelaku UMKM di Tanah Air.

Kabar kembalinya TikTok Shop membawa harapan sekaligus kekhawatiran. Bagi UMKM, ini bisa jadi peluang baru. Tapi bagi pesaing seperti Tokopedia, Shopee, dan Lazada, ini sinyal bahaya. Lantas, seperti apa dampaknya untuk e-commerce Indonesia?

Latar Belakang: Kenapa TikTok Shop Diblokir?

TikTok Shop dilarang beroperasi di Indonesia karena dianggap melanggar regulasi perdagangan digital. Pemerintah melalui Kemendag menganggap TikTok Shop menggabungkan media sosial dan transaksi jual beli dalam satu aplikasi, yang dinilai tidak adil bagi platform e-commerce konvensional.

Selain itu, muncul isu soal:

  • Praktik dumping harga (menjual produk sangat murah)
  • Produk impor massal dari luar negeri
  • Kurangnya perlindungan bagi UMKM lokal

Setelah ditutup, TikTok Shop berjanji akan patuh regulasi dan mencari partner lokal, hingga akhirnya muncul kerja sama dengan Tokopedia (rumor awal 2024).

TikTok Shop: Potensi Bisnis Raksasa

Meski diblokir, daya tarik TikTok Shop tidak hilang. Di periode 2022–2023 saja, TikTok Shop:

  • Memiliki transaksi hingga Rp 20 triliun per tahun
  • Menyerap ribuan UMKM dan kreator lokal
  • Jadi sarana belanja impulsif generasi muda

Kekuatan TikTok Shop ada di fitur:

  • Live shopping & affiliate marketing
  • Algoritma β€œFor You Page” yang bisa bikin produk viral
  • Kolaborasi kreator sebagai duta brand langsung

Apa yang Berubah di 2025?

TikTok kini mengikuti aturan pemerintah dengan memisahkan fungsi media sosial dan jual beli secara teknis:

  • TikTok tidak lagi langsung memfasilitasi transaksi.
  • Transaksi diproses lewat e-commerce pihak ketiga (rumornya: Tokopedia, Blibli, atau platform lokal).
  • Fokus tetap pada fitur promosi, live shopping, dan tautan produk di dalam video.

Model ini mirip seperti Instagram Shopping di luar negeri β€” platform memfasilitasi trafik dan promosi, tapi transaksi dilakukan di e-commerce resmi.

Dampak bagi UMKM Indonesia

1. Peluang Baru untuk Jualan Cepat

UMKM bisa kembali memanfaatkan strategi live shopping dan konten FYP untuk menjangkau pembeli. Tidak perlu pengeluaran besar untuk iklan β€” cukup kreatif, rajin live, dan konsisten upload.

2. Efisiensi Marketing & Distribusi

Lewat TikTok Shop, pelaku usaha bisa:

  • Jual langsung ke target audiens (berdasarkan minat)
  • Mengandalkan kreator sebagai reseller/affiliate
  • Mengukur performa penjualan lewat insight TikTok

3. Persaingan Harga Kembali Panas

UMKM lokal tetap perlu waspada pada produk impor murah yang masuk lewat sistem cross-border. Ini bisa jadi tantangan jika TikTok tidak membatasi barang dari luar.

4. Konsumen Gen Z Lebih Aktif Belanja

TikTok dominan di kalangan anak muda. Dengan kembalinya TikTok Shop, pola belanja impulsif lewat konten dan hiburan akan meningkat. Ini jadi kesempatan emas bagi brand lokal dengan kemasan menarik.

Dampak ke E-Commerce Lain

πŸ”Ά Tokopedia, Shopee, Lazada:

  • Akan menghadapi saingan trafik yang berasal dari media sosial.
  • Harus adaptif terhadap model live selling dan affiliate berbasis kreator.
  • Mungkin perlu perkuat integrasi dengan TikTok agar tetap relevan.

πŸ”Ά E-Commerce Niche & Marketplace Kecil:

  • Bisa kewalahan bersaing jika tidak punya fitur promosi kreatif.
  • Harus fokus pada pengalaman pengguna, loyalitas, atau komunitas tertentu.

Prediksi Masa Depan TikTok Shop di Indonesia

βœ… Potensi Besar:

  • TikTok Shop bisa kembali menjadi kekuatan besar dalam e-commerce jika mampu menjaga keseimbangan antara konten dan regulasi.
  • Kemitraan dengan e-commerce lokal akan memperluas pilihan pembayaran, logistik, dan legalitas.

❗ Tantangan:

  • Harus patuh penuh pada regulasi pemerintah.
  • Perlu transparansi pada pelaku UMKM soal algoritma dan sistem distribusi.

πŸ’‘ Peluang:

  • UMKM yang cepat adaptasi konten akan mendominasi.
  • Affiliate creator bisa jadi sales force digital baru.
  • Kolaborasi antara konten, edukasi, dan jualan akan jadi standar baru e-commerce.

Kesimpulan

Kembalinya TikTok Shop di tahun 2025 bisa menjadi angin segar bagi dunia e-commerce Indonesia, khususnya untuk pelaku UMKM dan content creator. Dengan strategi baru yang mematuhi regulasi, dan integrasi dengan platform lokal, TikTok Shop bisa membangun ekosistem belanja digital yang lebih sehat dan kreatif.

Namun, agar berhasil, semua pihak β€” dari pemerintah, platform, hingga penjual β€” harus bergerak adaptif. Di era di mana konten adalah mata uang baru, TikTok Shop adalah panggung terbuka bagi siapa saja yang berani tampil, bercerita, dan menjual.

Baca Juga: Speechify – Aplikasi AI Text to Speech dengan Suara Natural untuk Belajar & Produktivitas

Leave A Reply