Portal video game, gadget, dan berita

Review Death Stranding 2: Dunia yang Lebih Gelap

Setelah sukses kontroversial dengan Death Stranding pertama di 2019, Hideo Kojima kembali lewat Death Stranding 2 — sebuah sekuel yang terasa seperti kelanjutan spiritual, tetapi juga sangat berani dalam arah dan eksekusinya. Kali ini, Kojima tampaknya sudah tidak peduli dengan batasan industri, dan hasilnya adalah game yang jauh lebih surreal, lebih eksperimental, dan penuh simbolisme gelap.

Death Stranding 2 bukan untuk semua orang — tetapi bagi mereka yang menikmati storytelling ambigu, atmosfer sinematik, dan filosofi eksistensial khas Kojima, ini adalah pengalaman yang luar biasa personal dan mendalam.

Cerita: Antara Harapan, Kebohongan, dan Lautan Kematian

Cerita Death Stranding 2 melanjutkan dunia pasca-apokaliptik yang dipenuhi fenomena supranatural seperti BT, Timefall, dan Beach. Namun kali ini, konflik tidak lagi sekadar menghubungkan kota-kota Amerika, melainkan menjelajah lebih dalam ke realitas, dimensi, dan kebenaran yang dikaburkan.

Tokoh utama Sam Bridges kembali, kali ini ditemani karakter baru seperti Lou, serta tokoh pendukung penting seperti Fragile dan entitas misterius bertopeng. Dialognya tetap berat, penuh istilah teknis, dan banyak pesan tersembunyi tentang:

  • Identitas manusia
  • Pengorbanan demi masa depan
  • Ilusi koneksi dalam dunia yang retak

Cerita DS2 berhasil membuat pemain bertanya-tanya hingga akhir — bahkan mungkin butuh waktu untuk mencerna semuanya setelah tamat.

Visual dan Atmosfer: Dunia yang Indah Tapi Menyesakkan

Menggunakan Decima Engine versi terbaru, Death Stranding 2 tampil dengan kualitas visual luar biasa:

  • Pencahayaan realistis, terutama dalam kondisi hujan atau malam
  • Animasi wajah super detail dan ekspresif
  • Dunia yang lebih beragam: padang pasir, kota rusak, laut, hingga ruang virtual

Dunia DS2 tidak hanya luas, tetapi juga penuh simbol, rasa sunyi, dan efek psikologis. Sangat cocok untuk gamer yang menyukai eksplorasi pelan tapi penuh makna.

Gameplay: Evolusi dari Simulasi Kurir ke Petualangan Strategis

Gameplay Death Stranding 2 masih mempertahankan fondasi dari game pertama, yaitu mengantar barang, menjaga keseimbangan, dan membangun koneksi, tetapi kini lebih kompleks dan menantang.

Perubahan besar dalam gameplay:

  • AI Companion: Karakter lain bisa ikut membantu dalam misi, bukan hanya NPC pasif.
  • Senjata & Gadget Baru: Lebih variatif, dari plasma shield, gitar bersuara ultrasonik, sampai granat “beach essence”.
  • Combat System Ditingkatkan: Lebih halus, dengan stealth yang makin intuitif.
  • Traversal Lebih Kaya: Kendaraan, kapal, bahkan zipline air memungkinkan eksplorasi lebih bebas.

Kini, misi terasa lebih strategis, bukan sekadar jalan lurus. Pemain punya lebih banyak cara untuk menyelesaikan masalah — diam-diam, frontal, atau kolaboratif.

Musik dan Audio: Sempurna Mengiringi Cerita

Seperti seri pertamanya, Death Stranding 2 kembali menyajikan musik melankolis dan atmosferik dari artis seperti Low Roar, CHVRCHES, dan komposer orisinal game-nya.

Efek suara, terutama saat melintasi hujan atau memasuki zona “Beach”, dibuat sangat immersif dan menegangkan. Performa suara dari aktor seperti Norman Reedus, Léa Seydoux, Elle Fanning, dan Troy Baker juga layak diacungi jempol.

Kelebihan Death Stranding 2

  • Cerita ambisius dan penuh simbolisme
  • Dunia lebih luas dan variasi lingkungan memukau
  • Kombinasi gameplay eksplorasi, stealth, dan action lebih seimbang
  • Performa teknis stabil dan visual next-gen
  • Audio dan musik sangat kuat secara emosional

Kekurangan Death Stranding 2

  • Tempo gameplay lambat dan tidak cocok untuk semua pemain
  • Cerita sangat kompleks dan tidak mudah dimengerti
  • Beberapa misi terasa repetitif dan terlalu filosofis
  • Tidak semua pemain suka gaya Kojima yang penuh metafora

Apakah Wajib Dimainkan?

Jawabannya: tergantung siapa kamu sebagai gamer.

Kalau kamu suka game penuh aksi cepat dan interaksi nonstop, DS2 mungkin bukan untukmu. Tapi kalau kamu suka menyelami dunia penuh makna, simbolisme eksistensial, dan tidak keberatan dengan perjalanan panjang sunyi dan kontemplatif — Death Stranding 2 adalah salah satu pengalaman terbaik tahun ini.

Kesimpulan

Death Stranding 2 bukan game untuk semua orang. Tapi bagi mereka yang paham dan menikmati apa yang Kojima coba sampaikan, game ini adalah mahakarya yang berani dan penuh emosi.

Lebih dari sekadar sekuel, DS2 memperluas dunia Death Stranding menjadi ruang perenungan tentang koneksi, trauma, dan harapan di tengah dunia yang terus berubah.

Baca Juga: Gameplay Death Stranding 2: Lebih Gila, Lebih Sinematik, dan Penuh Misteri Kojima

Comments are closed, but trackbacks and pingbacks are open.