Kamu buka TikTok — kontennya mirip-mirip.
Kamu buka YouTube — topiknya itu-itu lagi.
Kamu buka e-commerce — direkomendasiin barang yang tadi baru kamu pikirin.
Lama-lama kamu mulai bertanya:
“Ini gua yang pilih konten, atau algoritma yang milih hidup gua?”
Selamat datang di tahun 2025, era di mana algoritma bukan cuma bantu kamu, tapi mulai ‘mengendalikan’ pilihan kamu. Dan parahnya? Kita seringkali nggak sadar.
Contents
Apa Itu Algoritma dan Kenapa Dia “Ngatur” Kamu?
Algoritma adalah sistem perhitungan di balik semua aplikasi digital — dari Instagram, TikTok, YouTube, Netflix, sampai Shopee. Fungsinya sederhana: menyajikan hal yang kemungkinan besar kamu suka.
Masalahnya, algoritma:
- Menggunakan data kebiasaan kamu (scroll, like, klik)
- Menganalisis waktu tonton & interaksi
- Menciptakan “lingkaran preferensi” yang makin sempit
Hasilnya? Kamu hanya disuguhkan hal yang serupa — tanpa ruang eksplorasi baru.
Tandanya Kamu Sudah Dikontrol Algoritma
✔ Feed kamu selalu satu topik
✔ Belanjaan kamu terasa “dipaksa” beli yang sama
✔ Kamu susah percaya info di luar bubble kamu
✔ Kamu lupa kapan terakhir cari sesuatu yang di luar kebiasaanmu
✔ Mood kamu gampang dipengaruhi konten (marah, panik, fear of missing out)
Itu semua bukan kebetulan. Itu karena sistem algoritma secara halus dan perlahan membentuk cara pikir dan konsumsi kamu.
Apa Bahayanya?
❗ Hilangnya Kebebasan Pilihan
Kamu pikir kamu memilih, padahal pilihan kamu sudah disortir sebelum kamu sempat mikir.
❗ Terjebak di Filter Bubble
Kamu hanya lihat info yang kamu setujui. Lama-lama kamu nggak tahu dunia nyata di luar sana berbeda.
❗ Konsumsi Tanpa Sadar
Kamu membeli, menonton, mengikuti — bukan karena kamu benar-benar mau, tapi karena sistem tahu kamu lemah di situ.
❗ Ketergantungan Mood pada Platform
Satu konten negatif bisa merusak mood seharian, dan itu disengaja — karena konten emosional bikin kamu stay lebih lama.
Bagaimana Cara Melawan Balik Algoritma?
Tenang. Kamu masih bisa ambil kendali. Berikut langkah-langkahnya:
1. Reset Feed Secara Berkala
- Unfollow akun yang tidak membangun
- Matikan history pencarian
- Gunakan fitur “not interested” di TikTok, IG, YouTube
2. Mulai Cari Hal di Luar Biasamu
- Ketik manual topik baru yang kamu belum pernah lihat
- Subscribe ke channel edukasi lintas bidang
- Ubah bahasa pencarian atau kata kunci agar dapat perspektif lain
3. Gunakan Platform yang Memberi Kontrol Lebih
- Platform seperti Reddit, Feedly, atau Medium cenderung tidak terlalu algoritmis
- Atur sendiri apa yang ingin kamu lihat
4. Batasi Waktu, Bukan Cuma Aplikasi
Masalahnya bukan TikTok atau YouTube-nya — tapi bagaimana kamu memakainya.
Tips:
- Pasang timer 30 menit di satu platform
- Ganti dengan kegiatan analog (baca buku, jalan, ngobrol)
5. Bangun “Digital Diet” Seimbang
- Konten ringan: 40%
- Konten membangun skill: 30%
- Konten yang beda dari biasamu: 20%
- Konten hiburan toxic (gibah, clickbait): max 10%
Algoritma Tidak Jahat — Tapi Jangan Jadi Budaknya
Algoritma memang dibuat untuk membantu. Tapi kalau kamu menyerahkan seluruh kendali hidupmu ke mesin, perlahan kamu kehilangan rasa ingin tahu, pendirian, bahkan jati diri.
Kamu tetap bisa nikmati algoritma — tapi kamu yang pegang stir. Bukan sebaliknya.
Kesimpulan
Di era digital sekarang, kita bukan cuma pengguna. Kita adalah target. Dan setiap klik, swipe, dan stay adalah data yang membentuk cermin digital kita.
Kamu bisa hidup dikendalikan algoritma, atau kamu bisa pakai algoritma untuk memperkuat versi terbaik dari dirimu.
Di tahun 2025, kebebasan adalah hal paling mahal — dan semua dimulai dari kontrol atas apa yang kamu lihat, baca, dan percaya.
Baca Juga: AI Sudah Bisa Nulis Lagu & Nyanyi? Beginilah Bentuk Industri Musik Indonesia Tahun 2030