Portal video game, gadget, dan berita

Gameplay Death Stranding: Simulasi Kurir, Dunia Sunyi, dan Filosofi Koneksi

Ketika Death Stranding pertama kali dirilis pada akhir 2019, banyak gamer bingung: “Ini game tentang nganter paket?” Tapi di balik gameplay-nya yang tampak sederhana, Death Stranding adalah salah satu game paling unik, eksperimental, dan filosofis dalam satu dekade terakhir.

Dikembangkan oleh Hideo Kojima bersama Kojima Productions dan dibangun menggunakan Decima Engine, game ini menyuguhkan dunia pasca-apokaliptik yang sepi, penuh ancaman tak kasat mata, dan sistem gameplay yang sangat berbeda dari game mainstream kebanyakan.

Mari kita bahas secara lengkap: seperti apa sebenarnya gameplay Death Stranding, dan kenapa ia begitu divisif — dicintai oleh sebagian, namun ditinggalkan oleh sebagian lainnya.

Konsep Dasar Gameplay: Simulasi Kurir di Dunia Terpecah

Pemain berperan sebagai Sam Porter Bridges (diperankan oleh Norman Reedus), seorang porter yang bertugas mengantarkan paket antar fasilitas di dunia yang hancur akibat fenomena supernatural bernama “Death Stranding”.

Tidak seperti game aksi biasa, gameplay utama Death Stranding justru fokus pada:

  • Menjaga keseimbangan tubuh saat membawa barang
  • Melewati medan sulit seperti pegunungan, sungai, dan tebing
  • Merencanakan rute misi seefisien mungkin
  • Mengelola berat beban dan stamina karakter
  • Menghindari bahaya alam dan musuh tak terlihat (BT)

Kombinasi ini menciptakan gameplay yang lambat, strategis, dan sangat tak biasa — tapi justru memberikan rasa pencapaian yang besar saat misi selesai dengan sukses.

Traversal & Medan: Musuh Utama Adalah Alam

Salah satu elemen terpenting dalam gameplay adalah interaksi dengan medan alam. Setiap bukit, jurang, atau sungai bisa jadi tantangan besar jika salah perhitungan.

Pemain harus mempersiapkan:

  • Tangga lipat dan tali panjat
  • Sepatu cadangan agar tidak lecet
  • Eksoskeleton untuk menopang beban berat
  • Scanner medan (Odradek) untuk mendeteksi bahaya tersembunyi

Gameplay traversal ini menghadirkan perasaan eksplorasi yang immersive dan realistis, seperti benar-benar menjelajah dunia pasca-bencana dengan segala keterbatasan manusia.

Sistem Stealth dan Ancaman Supranatural (BT)

Selain medan, pemain juga harus menghadapi BT (Beached Things) — entitas misterius dari dunia orang mati yang tak bisa dilihat langsung.

Gameplay stealth saat bertemu BT sangat menegangkan:

  • Pemain harus menahan napas, bergerak perlahan, dan menghindari suara
  • Jika ketahuan, Sam bisa diseret ke tar pit dan memicu mini-boss battle
  • BB (Bridge Baby) digunakan untuk mendeteksi kehadiran BT dengan Odradek

Konsep ini menambah lapisan ketegangan dan horor psikologis dalam gameplay yang sebelumnya terasa tenang dan kontemplatif.

Combat: Bukan Fokus, Tapi Tetap Ada

Meski bukan game action, Death Stranding tetap menyediakan beberapa senjata dan alat pertahanan:

  • Bola darah untuk melawan BT
  • Bola tidur atau granat untuk musuh manusia
  • Bola urine dan kotoran — ya, ini nyata — sebagai alat defensif

Combat bukan bagian utama game, tapi hadir sebagai opsi, bukan keharusan. Gameplay justru mendorong pemain menyelesaikan konflik dengan menghindar atau menggunakan alat non-lethal.

Sistem Jaringan Sosial: Koneksi Tanpa Interaksi Langsung

Salah satu fitur paling revolusioner adalah Social Strand System — sistem multiplayer pasif di mana pemain bisa membangun struktur, jalan, dan jembatan, yang kemudian muncul di dunia pemain lain secara otomatis.

Contohnya:

  • Kamu buat jembatan → muncul di dunia orang lain
  • Kamu isi kotak barang di shelter → bisa digunakan pemain lain
  • Kamu bisa kasih like ke bangunan orang lain

Sistem ini mendorong kerja sama tanpa komunikasi langsung, menciptakan rasa koneksi di dunia yang sepi dan terisolasi. Sangat sesuai dengan tema game tentang “menghubungkan kembali dunia”.

Elemen Simulasi dan Manajemen

Gameplay Death Stranding juga punya unsur simulasi yang cukup dalam:

  • Mengelola stamina, tidur, dan istirahat di kamar pribadi
  • Memandikan BB, menenangkan dia saat stres
  • Memperbaiki peralatan, membersihkan kendaraan
  • Menonton pesan hologram dari NPC yang sudah ditolong

Meski tampak seperti detail kecil, elemen ini memperkuat immersi dan rasa terhubung dengan dunia game dan karakter di dalamnya.

Durasi dan Gaya Bermain

Durasi bermain Death Stranding bisa mencapai:

  • 40–60 jam untuk cerita utama
  • 80–100 jam untuk eksplorasi penuh dan pembangunan struktur

Gaya bermainnya sangat cocok untuk:

  • Pemain yang suka eksplorasi perlahan
  • Penggemar game atmosferik dan naratif
  • Orang yang sabar, strategis, dan open-minded

Sebaliknya, bagi yang mencari aksi cepat dan adrenaline tinggi, game ini bisa terasa membosankan.

Kesimpulan

Death Stranding adalah eksperimen berani dalam dunia game modern. Gameplay-nya bukan soal bertarung atau menyelamatkan dunia secara dramatis, tapi tentang menghubungkan kembali manusia di dunia yang terpisah — secara fisik dan emosional.

Lewat sistem kurir, stealth, dan koneksi multiplayer pasif, Hideo Kojima berhasil menciptakan gameplay yang sunyi, penuh makna, dan berbeda dari yang lain.

Bukan untuk semua orang, tapi bagi mereka yang cocok, Death Stranding akan jadi salah satu pengalaman bermain paling berkesan sepanjang masa.

Baca Juga: Review Death Stranding 2: Dunia yang Lebih Gelap

Comments are closed, but trackbacks and pingbacks are open.